Doa Mustajab Itu Bukan Berarti Selalu Dikabulkan Dalam Waktu Dekat
Nabi Musa ketika berdoa, maka doanya diterima Allah tapi waktu pengkabulan setelah 40 tahun. Doa kebinasaan ini dipanjatkan setelah Fir’aun dan bala tentaranya menolak kebenaran, mendustakan utusan Allah, lebih memilih kesesatan dan kekufuran, lalu menentang kebenaran dengan cara zalim lagi sombong. Kemudian yang mendoakan kehancuran dan kebinasaan Fir’aun adalah Nabi Musa dan Harun, keduanya adalah Nabi dan utusan Allah. Namun dengan hikmah-Nya, Allah kebulkan doa keduanya setelah empat puluh tahun.
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آَتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا
“Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua".” (QS. Yunus: 88-89)
Ibnu Katsir Rahimahullah menukil pendapat tentang waktu kehancuran Fir’aun 40 tahun setelah doa ini.
قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: يَقُولُونَ: إِنَّ فِرْعَوْنَ مَكَثَ بَعْدَ هَذِهِ الدَّعْوَةِ أَرْبَعِينَ سَنَةً.
Ibnu Juraij mengatakan, "Para ulama mengatakan bahwa Fir'aun tinggal selama empat puluh tahun sesudah adanya doa ini."
Allah memang telah janjikan pengabulan doa kepada para hamba-Nya. Namun kapan-nya, tidak diberitahukan. Bisa jadi sekarang, sehari kemudian, sepekan setelah itu, setahun, atau sepuluh tahun kemudian. Yang pasti akan dikabulkan tanpa dijanjikan kapan waktunya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.” (QS. Ghafir: 60)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyimpan (mengakhirkan) doaku sebagai syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa'atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun." (HR. Muslim)
Komentar
Posting Komentar