Mengimani Wujud Allah Ta’ala


 

Mengimani Wujud Allah Ta’ala


     Keimanan dengan wujud Allah merupakan salah satu dari bagian yang wajib diimani dari bagian rukun iman yang pertama, yaitu iman kepada Allah. Seluruh manusia telah bersepakat (kecuali yang menyimpang) bahwasanya mengetahui adanya wujud Allah tidak dapat dicapai dengan cara melihat wujud-Nya tatkala kita di dunia. Hal ini berdasarkan firman Allah :

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوسَىٰ لِمِیقَـٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِیۤ أَنظُرۡ إِلَیۡكَۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِی وَلَـٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِیۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكࣰّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقࣰاۚ فَلَمَّاۤ أَفَاقَ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ تُبۡتُ إِلَیۡكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ

“Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, ‘Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.’ (Allah) berfirman, ‘Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.’ Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, ‘Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.’” (QS. Al-A’raf: 143)

     Rasulullah bersabda :

تَعَلَّمُوا أنَّهُ لَنْ يَرَى أحَدُ مِنْكُمْ رَبَّهُ حَتَّى يَمُوْتَ

“Ketahuilah oleh kalian, bahwasanya salah seorang di antara kalian tidak akan dapat melihat Rabb-nya sampai kalian meninggal (mati).” (HR. Muslim no. 169)

     Di Akhirat kelak orang-orang mukmin bisa melihat Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

"Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya mereka melihat.." (QS. Al Qiyamah/75 : 22-23). Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan maksudnya, yaitu mereka melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.


Komentar