Dosa ( Maksiat ) Bisa Menjadi Sebab Musibah Dan Membawa Kesialan
Allah Ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum : 41).
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Berkaitan dengan ayat tersebut (QS. Asy Syuraa: 30) Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan :
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (lihat Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menasihatkan :
فما زالت عن العبد نعمة إلا بذنب ولا حلت به نقمة إلا بذنب
"Tidaklah hilang satu nikmat pun dari seorang hamba, kecuali karena dosa. Demikian pula, tidaklah datang suatu musibah, kecuali karena dosa." (lihat Ad-Daau wa ad-Dawaa hlm. 82).
Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata :
فَمَا سُلِبَتِ النِّعَمُ إِلَّا بِتَرْكِ تَقْوَى اللَّهِ وَالْإِسَاءَةُ إِلَى النَّاسِ
"Nikmat itu tidak akan hilang kecuali karena (1) tidak bertaqwa kepada Allah, dan (2) Penyalahgunaan (zhalim) kepada manusia." (lihat Ahkam Ahli Dzimmah 1/88)
قال ابن القيم رحمه الله المعاصي والفساد توجب الهمّ والغمّوالخوف والحزن وضيق الصدر وأمراض القلب ولا دواء لها إلا الاستغفار ، والتوبة,زاد المعاد : ٤/١٩١
“Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : "Dosa (maksiat) dan kerusakan menyebabkan munculnya kegelisahan, kegalauan, ketakutan, kesedihan, kesempitan dada, dan berbagai penyakit kalbu. Maka tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya kecuali istighfar dan taubat.” (lihat Zadul Ma'ad : 191).
Komentar
Posting Komentar