Zuhud Yang Sesuai Dengan Syari'at



 

Zuhud Yang Sesuai Dengan Syari'at


     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

والزهد المشروع هو : ترك الرغبة فيما لا ينفع في الدار الآخرة، وهو: فُضول المباح التي لا يستعان بها على طاعة الله.

"Zuhud yang sesuai dengan syariat adalah meninggalkan keinginan pada hal-hal yang tidak bermanfaat di negeri akhirat, yaitu hal-hal mubah yang melebihi kebutuhan yang tidak membantu ketaatan kepada Allah."
( lihat Majmuu' al-Fataawaa, jilid 10 hlm. 21)

     Ibnul Qayyim mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

الزُّهْدُ تَرْكُ مَالاَ يَنْفَعُ فِي الآخِرَةِ وَالوَرَعُ : تَرْكُ مَا تَخَافُ ضَرَرَهُ فِي الآخِرَةِ

“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.”
Ibnul Qayyim lantas berkata, “Itulah pengertian zuhud dan wara’ yang paling bagus dan paling mencakup.” (lihat Madarij As-Salikin, 2)


اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga-banggaan di antara kamu serta berlomba berbanyak-banyakan dalam harta dan anak. Laksana hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ada ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (palsu).“ (QS. Al Hadid/57 : 20)

     Rasulullah menggambarkan perbandingan antara dunia dan akhirat dengan sabdanya :

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ

“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali laksana seseorang di antara kamu mencelupkan jarinya ini (Perawi yang bernama Yahya bin Sa’id mengisyaratkan dengan jari telujuknya) ke dalam sungai. Maka lihatlah apa yang bisa dibawa oleh jarinya itu.“ (HR. Muslim)

Komentar