Rasulullah ﷺ Anjurkan Umatnya Tak Bertubuh Gemuk
"Nasehat Untuk Orang Yang Bertubuh Gemuk"
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
"Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُ أُمَّتِى الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ… ثُمَّ يَخْلُفُ قَوْمٌ يُحِبُّونَ السَّمَانَةَ، يَشْهَدُونَ قَبْلَ أَنْ يُسْتَشْهَدُوا
“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim 6636 dan Ahmad 7322)
Imam Al Qurthubi (wafat 671 H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya :
... ومن حديث عمران بن حصين عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (خيركم قرني ثم الذين يلونهم - قال عمران فلا أدري أذكر بعد قرنه قرنين أو ثلاثة - ثم إن من بعدكم قوما يشهدون ولا يستشهدون ويخونون ولا يؤتمون وينذرون ولا يوفون ويظهر فيهم السمن) وهذا ذم. وسبب ذلك أن السمن المكتسب إنما هو من كثرة الاكل والشره، والدعة والراحة والامن والاسترسال مع النفس على شهواتها، فهو عبد نفسه لا عبد ربه، ومن كان هذا حاله وقع لا محالة في الحرام، وكل لحم تولد عن سحت فالنار أولى به
Dan dari hadits Imran bin Hussain dari Nabi ﷺ, beliau bersabda : "Yang terbaik dari kalian adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya." Imran berkata, "Aku tidak tahu apakah akan menyebutkan setelah generasinya dua atau tiga abad.”
Kemudian sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan
Hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamba bagi Rabb-nya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram.
Dan setiap daging yang tumbuh dari hal-hal yang haram, Neraka lebih layak baginya.
Allah mencela orang kafir yang hidupnya gemar makan, seperti binatang. Allah berfirman :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad :12)
Al-Qurthubi juga menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan,
وقد ذم الله تعالى الكفار بكثرة الأكل فقال: {وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوىً لَهُمْ} فإذا كان المؤمن يتشبه بهم، ويتنعم بتنعمهم في كل أحواله وأزمانه، فأين حقيقة الإيمان، والقيام بوظائف الإسلام؟! ومن كثر أكله وشربه كثر نهمه وحرصه، وزاد بالليل كسله ونومه، فكان نهاره هائما، وليله نائما
(تفسير القرطبي - القرطبي - ج ١١ - الصفحة ٦٧)
"Allah mencela orang kafir karena banyak makan. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”
Karena itu, apabila ada orang mukmin yang meniru tradisi mereka, dan menikmati segala kenikmatan dunia setiap saat, lantas di mana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada dirinya?! Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur." (lihat Tafsir al-Qurthubi, 11/67).
Kemudian dalam hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Suatu ketika ada orang bersendawa di dekat Rasullullah ﷺ. Lalu beliau menegurnya,
كفّ عنا جُشاءك ، فإنَّ أكثرهم شبعاً في الدنيا أطولُهم جوعاً يوم القيامة
"Jangan keras-keras sendawanya, sesungguhnya orang yang paling sering kenyang di dunia, dia paling lama laparnya di akhirat." (HR. Tirmidzi 2666 dan dihasankan al-Albani)
Kemudian, disebutkan pula dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menceritakan salah satu model manusia yang disiksa di hadapan seluruh makhluk,
إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ العَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، وَقَالَ: اقْرَءُوا {فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا}
"Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat besar dan gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah, (yang artinya), “Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 4729 & Muslim 7222).
Ketika menyebutkan hadits di atas, an-Nawawi mengatakan,
“لايزن عند الله جناح بعوضة” أى لايعدله فى القدر والمنزلة أى لاقدر له وفيه ذم السمن
“Timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk” artinya beratnya dan nilainya tidak menyamai sayap nyamuk, artinya tidak ada nilainya. Di sini terdapat celaan bagi kondisi gemuk. (lihat Syarah sahih Muslim, 17/129)
Kegemukan Itu Hukum Asalnya Adalah Tercela
"Celaan Imam As-Syafii kepada Orang Gemuk"
Dari Hasan bin Idris al-Halwani menyatakan bahwa beliau mendengar komentar Imam as-Syafii tentang orang gemuk,
قال الشافعي رحمه الله : ما أفلح سمين قط, الا أن يكون محمد بن الحسن. قيل: ولم ؟ قال : لأن العاقل لا يخلو من احدى خلتين : اما أن يغتم لآخرته ومعاده, أو لدنياه ومعاشه, والشحم مع الغم لا ينعقد, فاذا خلا من المعنيين صار في حد البهائم فيعقد الشحم.
"Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan As-Syaibany (Gurunya as-Syafi’i). Beliau ditanya, “Mengapa demikian?”
Jawab beliau, "Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk." (lihat Hilyah al-Auliya’, 9/146).
Tips Agar Tidak Bertubuh Gemuk
Banyak orang gemuk termasuk diantara tanda akhir zaman. Insya Allah ada beberapa tips agar tidak bertubuh gemuk, diantaranya :
1. Jangan Gemar Makan Sampai Kenyang
Allah Ta'ala berfirman :
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang suka bersikap berlebihan." (QS. al-A’raf: 31).
Rasulullah ﷺ bersabda :
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Ahmad)
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
“Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.” (lihat Siyar A’lam An-Nubala 8/248)
Bahkan kekenyangan hukumnya bisa haram, Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
وما جاء من النهي عنه محمول على الشبع الذي يثقل المعدة ويثبط صاحبه عن القيام للعبادة ويفضي إلى البطر والأشر والنوم والكسل وقد تنتهي كراهته إلى التحريم بحسب ما يترتب عليه من المفسدة
“Larangan kekenyangan dimaksudkan pada kekenyangan yang membuat penuh perut dan membuat orangnya berat untuk melaksanakan ibadah dan membuat angkuh, bernafsu, banyak tidur dan malas. Bisa jadi hukumnya berubah dari makruh menjadi haram sesuai dengan dampak buruk yang ditimbulkan (misalnya membahayakan kesehatan)”.
2. Orang Mukmin Hendaknya Makan Dengan Satu Usus, Tidak Sebagaimana Orang Kafir Makan Dengan Tujuh Usus
Rasulullah ﷺ bersabda :
اَلْمُؤْمِنُ يَأكُلُ فِي مِعً وَاحِدٍ، وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ
“Orang mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.” (HR Bukhari no. 5393, Muslim no. 2060)
Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata :
ما حديث أبي هريرة هذا وأمثاله، فليس فيه إلا مدح المؤمن بقلّة رغبته في الدنيا، وزهده فيها، بأخذ القليل منها في قوته، وأكله ولُبسه وكسبه، وأنه (يأكل ليحيا، لا ليسمن)
“Maknanya adalah pujian kepada seorang muslim dengan sedikitnya keinginan kepada dunia dan zuhud. Mereka mengambil sedikit (secukupnya) saja dari makanan pokok, makanan, pakaian dan pekerjaan mereka.” (http://www.alukah.net/sharia/0/47798/)
3. Jangan Rakus Terhadap Dunia Dan Melalaikan Akhirat
4. Rajin Ibadah, Beraktivitas Dan Tidak Bermalas-malasan
5. Perbanyak Puasa Untuk Meraih Kebaikan Dunia Dan Akhirat
Kesimpulan
■ Kegemukan itu jika penyebabnya adalah faktor genetik dan kondisi alami tubuh atau sebab-sebab ukhrawi, maka tidak tercela. Adapun jika perut buncit dan kegemukan itu muncul sebagai akibat kerakusan terhadap dunia dan kelalaian terhadap akhirat, maka itulah yang tercela.
■ Memiliki tubuh ideal yang bebas dari perut buncit dan kegemukan tetap paling utama, karena lebih dekat dengan kesehatan. Orang yang sehat berarti merealisasikan sifat-sifat terpuji yang disebut dalam nash, seperti perintah merealisasikan kekuatan, berlindung dari kelemahan, memenuhi hak tubuh, mukmin kuat lebih disukai Allah, dan semisalnya.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين
"Nasehat Untuk Orang Yang Bertubuh Gemuk"
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
"Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُ أُمَّتِى الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ… ثُمَّ يَخْلُفُ قَوْمٌ يُحِبُّونَ السَّمَانَةَ، يَشْهَدُونَ قَبْلَ أَنْ يُسْتَشْهَدُوا
“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim 6636 dan Ahmad 7322)
Imam Al Qurthubi (wafat 671 H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya :
... ومن حديث عمران بن حصين عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (خيركم قرني ثم الذين يلونهم - قال عمران فلا أدري أذكر بعد قرنه قرنين أو ثلاثة - ثم إن من بعدكم قوما يشهدون ولا يستشهدون ويخونون ولا يؤتمون وينذرون ولا يوفون ويظهر فيهم السمن) وهذا ذم. وسبب ذلك أن السمن المكتسب إنما هو من كثرة الاكل والشره، والدعة والراحة والامن والاسترسال مع النفس على شهواتها، فهو عبد نفسه لا عبد ربه، ومن كان هذا حاله وقع لا محالة في الحرام، وكل لحم تولد عن سحت فالنار أولى به
Dan dari hadits Imran bin Hussain dari Nabi ﷺ, beliau bersabda : "Yang terbaik dari kalian adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya." Imran berkata, "Aku tidak tahu apakah akan menyebutkan setelah generasinya dua atau tiga abad.”
Kemudian sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan
Hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamba bagi Rabb-nya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram.
Dan setiap daging yang tumbuh dari hal-hal yang haram, Neraka lebih layak baginya.
Allah mencela orang kafir yang hidupnya gemar makan, seperti binatang. Allah berfirman :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad :12)
Al-Qurthubi juga menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan,
وقد ذم الله تعالى الكفار بكثرة الأكل فقال: {وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوىً لَهُمْ} فإذا كان المؤمن يتشبه بهم، ويتنعم بتنعمهم في كل أحواله وأزمانه، فأين حقيقة الإيمان، والقيام بوظائف الإسلام؟! ومن كثر أكله وشربه كثر نهمه وحرصه، وزاد بالليل كسله ونومه، فكان نهاره هائما، وليله نائما
(تفسير القرطبي - القرطبي - ج ١١ - الصفحة ٦٧)
"Allah mencela orang kafir karena banyak makan. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”
Karena itu, apabila ada orang mukmin yang meniru tradisi mereka, dan menikmati segala kenikmatan dunia setiap saat, lantas di mana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada dirinya?! Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur." (lihat Tafsir al-Qurthubi, 11/67).
Kemudian dalam hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Suatu ketika ada orang bersendawa di dekat Rasullullah ﷺ. Lalu beliau menegurnya,
كفّ عنا جُشاءك ، فإنَّ أكثرهم شبعاً في الدنيا أطولُهم جوعاً يوم القيامة
"Jangan keras-keras sendawanya, sesungguhnya orang yang paling sering kenyang di dunia, dia paling lama laparnya di akhirat." (HR. Tirmidzi 2666 dan dihasankan al-Albani)
Kemudian, disebutkan pula dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menceritakan salah satu model manusia yang disiksa di hadapan seluruh makhluk,
إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ العَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، وَقَالَ: اقْرَءُوا {فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا}
"Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat besar dan gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah, (yang artinya), “Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 4729 & Muslim 7222).
Ketika menyebutkan hadits di atas, an-Nawawi mengatakan,
“لايزن عند الله جناح بعوضة” أى لايعدله فى القدر والمنزلة أى لاقدر له وفيه ذم السمن
“Timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk” artinya beratnya dan nilainya tidak menyamai sayap nyamuk, artinya tidak ada nilainya. Di sini terdapat celaan bagi kondisi gemuk. (lihat Syarah sahih Muslim, 17/129)
Kegemukan Itu Hukum Asalnya Adalah Tercela
"Celaan Imam As-Syafii kepada Orang Gemuk"
Dari Hasan bin Idris al-Halwani menyatakan bahwa beliau mendengar komentar Imam as-Syafii tentang orang gemuk,
قال الشافعي رحمه الله : ما أفلح سمين قط, الا أن يكون محمد بن الحسن. قيل: ولم ؟ قال : لأن العاقل لا يخلو من احدى خلتين : اما أن يغتم لآخرته ومعاده, أو لدنياه ومعاشه, والشحم مع الغم لا ينعقد, فاذا خلا من المعنيين صار في حد البهائم فيعقد الشحم.
"Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan As-Syaibany (Gurunya as-Syafi’i). Beliau ditanya, “Mengapa demikian?”
Jawab beliau, "Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk." (lihat Hilyah al-Auliya’, 9/146).
Tips Agar Tidak Bertubuh Gemuk
Banyak orang gemuk termasuk diantara tanda akhir zaman. Insya Allah ada beberapa tips agar tidak bertubuh gemuk, diantaranya :
1. Jangan Gemar Makan Sampai Kenyang
Allah Ta'ala berfirman :
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang suka bersikap berlebihan." (QS. al-A’raf: 31).
Rasulullah ﷺ bersabda :
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Ahmad)
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
“Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.” (lihat Siyar A’lam An-Nubala 8/248)
Bahkan kekenyangan hukumnya bisa haram, Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
وما جاء من النهي عنه محمول على الشبع الذي يثقل المعدة ويثبط صاحبه عن القيام للعبادة ويفضي إلى البطر والأشر والنوم والكسل وقد تنتهي كراهته إلى التحريم بحسب ما يترتب عليه من المفسدة
“Larangan kekenyangan dimaksudkan pada kekenyangan yang membuat penuh perut dan membuat orangnya berat untuk melaksanakan ibadah dan membuat angkuh, bernafsu, banyak tidur dan malas. Bisa jadi hukumnya berubah dari makruh menjadi haram sesuai dengan dampak buruk yang ditimbulkan (misalnya membahayakan kesehatan)”.
2. Orang Mukmin Hendaknya Makan Dengan Satu Usus, Tidak Sebagaimana Orang Kafir Makan Dengan Tujuh Usus
Rasulullah ﷺ bersabda :
اَلْمُؤْمِنُ يَأكُلُ فِي مِعً وَاحِدٍ، وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ
“Orang mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.” (HR Bukhari no. 5393, Muslim no. 2060)
Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata :
ما حديث أبي هريرة هذا وأمثاله، فليس فيه إلا مدح المؤمن بقلّة رغبته في الدنيا، وزهده فيها، بأخذ القليل منها في قوته، وأكله ولُبسه وكسبه، وأنه (يأكل ليحيا، لا ليسمن)
“Maknanya adalah pujian kepada seorang muslim dengan sedikitnya keinginan kepada dunia dan zuhud. Mereka mengambil sedikit (secukupnya) saja dari makanan pokok, makanan, pakaian dan pekerjaan mereka.” (http://www.alukah.net/sharia/0/47798/)
3. Jangan Rakus Terhadap Dunia Dan Melalaikan Akhirat
4. Rajin Ibadah, Beraktivitas Dan Tidak Bermalas-malasan
5. Perbanyak Puasa Untuk Meraih Kebaikan Dunia Dan Akhirat
Kesimpulan
■ Kegemukan itu jika penyebabnya adalah faktor genetik dan kondisi alami tubuh atau sebab-sebab ukhrawi, maka tidak tercela. Adapun jika perut buncit dan kegemukan itu muncul sebagai akibat kerakusan terhadap dunia dan kelalaian terhadap akhirat, maka itulah yang tercela.
■ Memiliki tubuh ideal yang bebas dari perut buncit dan kegemukan tetap paling utama, karena lebih dekat dengan kesehatan. Orang yang sehat berarti merealisasikan sifat-sifat terpuji yang disebut dalam nash, seperti perintah merealisasikan kekuatan, berlindung dari kelemahan, memenuhi hak tubuh, mukmin kuat lebih disukai Allah, dan semisalnya.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين
Komentar
Posting Komentar