Nabi Adam عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ‎‎ Manusia Pertama Benarkah Teori Evolusi Manusia Berasal Dari Kera?




 

Nabi Adam  عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ‎‎ Manusia Pertama
Benarkah Teori Evolusi Manusia Berasal Dari Kera?

     Manusia bukanlah hasil evolusi dari kera. Itu hanya sekedar teori dusta dari orang berpaham Ateisme. Andai benar manusia berasal dari evolusi kera, mengapa sekarang masih ada kera? Sebagaimana juga ketidakbenaran teori evolusi jerapah berleher panjang berasal dari jerapah berleher pandek. Menurut ahli genetika pun hal ini tidak benar. Perubahan fisik karena sebuah latihan itu tidak bisa menurun ke keturunannya.

     Allah Ta'ala menjelaskan tentang perkembangan penciptaan Adam. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian berkata ‘Jadilah!’, maka iapun jadilah“. (QS.Ali-Imran/3 : 59)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ

“Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mu’minun/23 : 12)

إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat“. (QS. Ash-Shaffat/37 : 11)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk“. (QS. Al-Hijr/15 : 26).

     Kemudian setelah kering tanah tersebut berubah seperti tembikar. Allah Ta’ala berfirman :

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”. (QS. Ar-Rahman/55 : 14)

     Allah membentuk tanah tersebut menjadi bentuk yang Dia ingini, lalu ditiupkan ruh kedalamnya dari ruh (ciptaan)-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ ﴿٢٨﴾ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesunggguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, bila telah Aku sempurnakan bentuknya dan telah Aku tiupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, tunduklah kamu kepadanya dengan cara bersujud“. (QS. Al-Hijr/15 : 28-29)

     Itulah fase perkembangan penciptaan Adam dari sudut pandang Al-Qur’an. Adapun tentang istri Adam (Hawa), Allah Ta’ala terangkan bahwa ia diciptakan dari Adam, sebagaimana tersebut dalam firmanNya :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا

“Hai manusia, bertakwalah kamu sekalian kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari diri itulah Dia menciptakan istrinya“. (QS. An-Nisa/4 : 1)

     Adapun perkembangan yang dialami keturunan Adam disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ﴿١٢﴾ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ﴿١٣﴾ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ; lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging ; lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang ; lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging ; kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.“  (QS. Al-Mu’minun/23 : 12-14)

Tinggi nabi Adam عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ‎‎ 60 Hasta Dalam صورةِ الرَّحمنِ

     Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi bersabda :

خَلَقَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ آدَمَ علَى صُورَتِهِ، طُولُهُ سِتُّونَ ذِراعًا

“Allah ‘azza wa jalla menciptakan Adam dalam shuroh (bentuk)-Nya. Tinggi beliau 60 hasta (sekitar 20 meter).” (HR. Bukhari no.6227, Muslim no. 2841).

     Dalam riwayat Muslim,

إذا قاتَلَ أحَدُكُمْ أخاهُ، فَلْيَجْتَنِبِ الوَجْهَ، فإنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ علَى صُورَتِهِ

“Jika kalian saling berkelahi dengan saudaranya, maka jangan pukul wajah. Karena Allah ‘azza wa jalla menciptakan Adam dalam bentuk-Nya.” (HR. Muslim no. 2612).

     Dalam riwayat lain, dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Nabi bersabda :

إنَّ اللهَ خلق آدمَ على صورةِ الرَّحمنِ

“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam bentuk Ar-Rahman.” (HR. Ad Daruquthni. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5/217) mengatakan, “sanadnya dan perawinya tsiqah”).

     Berdasarkan hadits Adam diciptakan dengan tinggi 60 hasta dan shuroh Ar Rohman. Jadi manusia pertama di Bumi tidak diciptakan dengan bentuk kera.

     Akan tapi hadits tersebut tidak boleh dipahami bentuk nabi Adam seperti Allah dalam segala sisi. Karena Nabi yang bersabda “Allah ‘azza wa Jalla menciptakan Adam dalam bentuk-Nya”  juga bersabda :

إن أول زمرة تدخل الجنة على صورة القمر

“sesungguhnya rombongan pertama orang yang masuk surga kelak, mereka dalam bentuk bulan.” (HR. Bukhari no.3254, Muslim no.2834).

     Maka hadits tersebut tidak mungkin dipahami bahwa orang-orang yang pertama kali masuk surga itu berbentuk seperti bulan dalam semua sisinya. Mereka tetap dalam bentuk manusia, namun dari sisi bersinarnya mereka, bagusnya mereka, indahnya mereka, cerahnya wajah mereka, sama seperti bulan.

     Allah ta’ala berfirman :

لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

"Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan Dia (Allah). Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat."  (QS. Asy Syura: 11).

Komentar