HAKEKAT IMAN





 

HAKEKAT IMAN

Al-Imam al-Fudhoil bin ‘Iyaadh rohimahullooh berkata:

لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ حَقِيقَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى يَعُدَ الْبَلَاءَ نِعْمَةً وَالرَّخَاءَ مُصِيبَةً , وَحَتَّى لَا يُبَالِي مِنْ أَكَلِ الدُّنْيَا وَحَتَّى لَا يُحِبُّ أَنْ يُحْمَدَ عَلَى عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Seorang hamba tidak akan sampai pada Iman yang hakiki, sehingga dia menganggap ujian adalah nikmat, dan kesenangan adalah musibah; sehingga dia tidak peduli terhadap makanan dunia dan tidak suka dipuji karena ibadahnya.”
(lihat Hilyatul Auliya’, 8/94. Abu Nu’aim al-Ashfahaany wafat 430 H)


KOMUNITAS YANG BURUK

‘Umar Ibnul Khoththoob rodhiyallahu ‘anhu berkata:

لَا خير فِي قوم لَيْسُوا بناصحين وَلَا خير فِي قوم لَا يحبونَ الناصحين

“Tidak ada kebaikan pada suatu kaum jika diantara mereka tidak ada yang memberi nasihat; dan tidak ada kebaikan pada suatu kaum jika mereka (kaum itu) membenci orang-orang yang memberi nasihat.”
(lihat Risalatul Mustarsyidin, hal. 73-74. Al-Muhasibi wafat 243 H)

Komentar