Allah Ta'ala berfirman :
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (29) }
"Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepada kalian Furqan dan menghapuskan segala kesalahan kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Anfal : 29)
"Ibnu Abbas, As-Saddi, Mujahid, Ikrimah, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Muqatil ibnu Hayyan serta ulama lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya : "Furqan" (Al-Anfal: 29) bahwa yang dimaksud ialah jalan keluar.
Menurut Mujahid di tambahkan di dunia dan akhirat.
Menurut suatu riwayat dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan Furqan ialah keselamatan.
Sedangkan menurut riwayat yang lain -juga dari Ibnu Abbas- yang dimaksud dengan furqan ialah pertolongan Allah.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa makna furqan ialah pemisah antara perkara yang hak dan yang batil. Tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Ishaq ini pengertiannya lebih mencakup daripada pendapat lainnya, dan memang apa yang dikemukakannya itu mencakup kesemuanya. Karena sesungguhnya orang yang bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya berarti dia mendapat taufik untuk mengetahui perbedaan antara perkara yang hak dan yang batil. Maka yang demikian itu merupakan penyebab datangnya pertolongan Allah, jalan keselamatan, dan jalan keluar dari semua urusan dunia serta kebahagiaan di hari kiamat, penghapus segala dosa, beroleh ampunan dan disembunyikan dari semua orang serta menjadi penyebab beroleh pahala Allah yang berlimpah. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepada kalian dua bagian, dan menjadikan untuk kalian cahaya yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hadid: 28)" (lihat Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah menjelaskan : "Ketakwaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah tanda keberuntungan dan kebahagiaan, Allah mengaitkan banyak sekali kebaikan dunia dan akhirat dengan takwa. dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka dia akan mendapatkan empat perkara, setiap satu perkara darinya leih baik daripada dunia dan isinya.
Pertama : al furqan yaitu ilmu dan hidayah yang dengannya pemiliknya dapat membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, halal dengan haram, dan orang orang yang berbahagia dengan orang orang yang sengsara.
Kedua dan ketiga : pelebur keburukan dan ampunan dosa-dosa, masing-masing dari keduanya adalah satu makna jika disebutkan secara mutlak, jika digabung maka yang pertama berarti pelebur dosa dosa kecil dan yang kedua adalah ampunan dosa dosa besar.
Keempat : pahala dan ganjaran yang besar bagi yang bertakwa kepada Allah dan mementingkan ridhaNya diatas hawa nafsunya. ”dan Allah mempunyai karunia yang besar”
(lihat Taisir Al-Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan hal 319)
Saat pertama kali Imam Malik berjumpa dengan muridnya yang bernama Imam Syafi'i, beliau berkata:
"إني أرى الله قد ألقى على قلبك نورا، فلا تطفئه بظلمة المعصية"
"Sesungguhnya aku melihat bahwa Allah sungguh telah meletakkan cahaya di hatimu. Maka jangan engkau padamkan ia dengan gelapnya kemaksiatan."
Makna yang terkandung dalam pesan Imam Malik ini diambil dari firman Allah :
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا }[الأنفال:29]
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan jadikan bagi kalian furqana (pembeda atau pemisah)." (QS. Al Anfal : 29)
Ibnu Qayyim AlJauziyyah berkata bahwa termasuk "furqaana" adalah cahaya yang bisa digunakan oleh seorang hamba untuk membedakan yang haq dan yang batil. Allah titipkan cahaya ini di hati hambaNya yang dekat kepadaNya. Semakin dekat dengan Allah, maka semakin sempurnalah cahaya itu. Semoga Allah memberikan pertolongan pada kita semua." (lihat I'laam al-Muwaqqi'in juz 4 hal. 254)
Komentar
Posting Komentar