Sungguh Menakjubkan Keadaan Seorang Mukmin
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).
Allah menciptakan kebaikan (nikmat) dan keburukan (musibah) itu semua ada hikmahnya. Demikian juga Allah menciptakan iblis, para syaithon, orang kafir, orang munafiq, ahlu ahwa' dsb itu semua terdapat hikmah yang agung dan sempurna. Allah taqdirkan adanya iblis menjadikan hikmah yang lebih sempurna daripada andai tidak ada iblis. Adanya ahlu ahwa', musuh-musuh Islam, orang-orang zholim ataupun adanya orang-orang yang merusak As Sunnah itu semua terdapat hikmah yang agung.
Demikian juga dibalik ujian, rasa sakit, musibah, kesedihan, kesempitan, bertengkar dengan teman/saudara dst insya Allah itu semua juga terdapat hikmah yang agung dan sempurna.
Sebagai seorang mukmin hendaknya kita ridho dengan taqdir Allah. Dengan tawakkal kepada Allah, kita hadapi dengan bersyukur atas taqdir yang baik & bersabar atas taqdir buruk/jelek.
Kita beriman Allah Maha Adil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
"Barangsiapa yang mengikuti petunjuk (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (QS. Al-Isra' : 15).
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۖ
"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha 'Alim, Maha Hakim." (QS. Al Insan : 30).
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).
Allah menciptakan kebaikan (nikmat) dan keburukan (musibah) itu semua ada hikmahnya. Demikian juga Allah menciptakan iblis, para syaithon, orang kafir, orang munafiq, ahlu ahwa' dsb itu semua terdapat hikmah yang agung dan sempurna. Allah taqdirkan adanya iblis menjadikan hikmah yang lebih sempurna daripada andai tidak ada iblis. Adanya ahlu ahwa', musuh-musuh Islam, orang-orang zholim ataupun adanya orang-orang yang merusak As Sunnah itu semua terdapat hikmah yang agung.
Demikian juga dibalik ujian, rasa sakit, musibah, kesedihan, kesempitan, bertengkar dengan teman/saudara dst insya Allah itu semua juga terdapat hikmah yang agung dan sempurna.
Sebagai seorang mukmin hendaknya kita ridho dengan taqdir Allah. Dengan tawakkal kepada Allah, kita hadapi dengan bersyukur atas taqdir yang baik & bersabar atas taqdir buruk/jelek.
Kita beriman Allah Maha Adil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
"Barangsiapa yang mengikuti petunjuk (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (QS. Al-Isra' : 15).
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۖ
"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha 'Alim, Maha Hakim." (QS. Al Insan : 30).
Komentar
Posting Komentar