Zaman Tidak Akan Tetap Di Atas Satu Keadaan
قال ابن الجوزي رحمه الله : ” اعلم أن الزمان لا يثبت على حال ؛ كما قال عز وجل : ” وتلكَ الأيامُ نداولها بينَ الناس ” .
– فتارة فقر ، وتارة غنى، وتارة عز ، وتارة ذل ، وتارة يفرح الموالي ، وتارة يشمت الأعادي.
– فالسعيد من لازم أصلاً واحداً على كل حال، وهو تقوى الله عز وجل.
– فإنه إن استغنى زانته، وإن افتقر فتحت له أبواب الصبر، وإن عوفي تمت النعمة عليه، وإن ابتلى حملته، ولا يضره إن نزل به الزمان أو صعد، أو أعراه أو أشبعه أو أجاعه.
لأن جميع تلك الأشياء تزول وتتغير والتقوى أصل السلامة حارس لا ينام.
📖 صيد الخاطر : (١/٣٩)
✍️ Berkata Al-Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullah:
“Ketahuilah bahwa zaman tidaklah akan tetap pada satu keadaan; sebagaimana firman الله ‘Azza wa Jalla‘:
( وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ ) [سورة آل عمران 140]
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (QS. Ali Imran : 140)
Maka terkadang (menjadi) miskin dan terkadang kaya. Terkadang jaya dan terkadang hina. Terkadang membuat para penolong senang dan terkadang membuat musuh gembira.
Maka orang yang bahagia adalah orang yang tetap pada satu prinsip dalam keadaan bagaimanapun, yaitu (dalam keadaan) takwa kepada الله ‘Azza wa Jalla.
Karena sejatinya dia jika kaya, maka akan memperindah (keadaan)nya,
dan jika dia dalam keadaan miskin maka akan dibukakan baginya pintu kesabaran.
Dan jika dimudahkan (urusannya) maka menjadi sempurna kenikmatan baginya, dan jika dia diuji maka dia akan memikulnya.
Dan tidaklah bermadharat baginya jika zaman membuatnya terjatuh ataupun naik, atau membuatnya papa (miskin), membuatnya kenyang atau pun lapar.
Karena itu, semua pastilah akan sirna dan berubah. Sedangkan ketakwaan adalah dasar dari sebuah keselamatan yang akan menjaga dan tidak akan pernah tidur.
📖 Shoyd Al-Khothir (1/39).
Komentar
Posting Komentar